Senin, 16 Juli 2012

Daun Pisang vs Styrofoam


 (Cerita ini pernah menjadi Juara Lomba Cerita Mini dengan Tema: “Styrofoam? No, Thanks !, Apa gayamu?” yang digelar oleh Komunitas Jakarta Teens Go Green)



 
           Ibuku bekerja sebagai penjual nasi kuning di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Setiap pagi aku membantu ibu membawa dagangannya sebelum berangkat ke sekolah. Kebetulan sekolahku dekat dengan Pantai Losari.

Sudah Saatnya Energi Terbarukan

(Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Opini Harian Fajar Makassar)




Dalam buku berjudul “Catatan Seorang Demonstran” yang tak lain adalah catatan harian Soe Hok Gie terdapat adegan unik antara seorang demonstran dan supir mikrobus yang sedang melintasi barisan demonstran (24/1/1966). Ketika salah seorang demonstran meminta supir agar mengantar para demonstran, sang supir menolak. Lalu demonstran tadi bertanya pada sang supir.

       “Apakah saudara bangsa Indonesia?”
       “Ya.” jawab sang supir.
       “Apakah saudara setuju jika harga bensin turun ?”
       “Ya.”
       “Kalau begitu antarkan kami karena kami sedang berjuang untuk itu.”

Paku, RTH, dan Kota Daeng


Hijau: Pemandangan hijau sajian dari Kampus Universitas Hasanuddin. Kampus yang berjuluk Red Campus tersebut menjadi penyumbang RTH terbesar kedua Makassar setelah Kantor Gubernur Sulsel. Foto: Majalahversi.com


            Tepat pada tanggal 23 November 2011 lalu Wali Kota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin menerima penghargaan atas terpilihnya Makssar sebagai kota dengan udara terbersih se-Asia Tenggara di Bali. Tentu penghargaan ini menjadi kebanggaan tersediri untuk Kota Daeng, mampu menyisihkan ribuan kota di Asie Tenggara. Namun, dibalik terpilihnya Kota Makssar sebagai kota dengan udara terbersih se-Asia Tenggara ternyata ada hal yang masih mengganjal.