Senin, 09 Juli 2012

Digitals Go Green: Paradigma Baru Digitalisasi Guna Kelestarian Lingkungan Indonesia



 

              
Pernah mendengar istilah ‘Go green’  atau melihatnya tercetak di beberapa baliho di sudut jalan ?  Atau bahkan melihatnya tercetak di kaos seseorang ? Kebanyakan dari kita mungkin akan mengiyakan pertanyaan tersebut. Meskipun salah satu di antara kita mungkin melihat tulisan go green pada tempat dan kondisi yang lain.
Istilah go green beberapa tahun terakhir memang mulai marak dicantol dan berhasil bersenyawa dengan beberapa sendi penting dalam kehidupan kita. Sebut saja ilmu pengetahuan yang menjelma menjadi Green Science atau bidang ekonomi yang tak mau kalah dengan konsep terbarunya, Green Economy.

Tentu ketenaran konsep go green belum finish sampai di situ.  Ruh go green juga merasuki bidang-bidang lain. Contoh yang paling santer saat ini adalah Universitas Indonesia yang bervisi menjadi ikon Green Campus di negara kita. Pun termasuk teknologi berbasis ramah lingkungan saat ini yang dengan bangga memperkenalkan diri sebagai Green Technology. Bahkan remaja di Indonesia pun ikut menyemarakkan euforia go green tersebut dengan membentuk Green Community (komunitas hijau), seolah-olah go green tersebut memang hak bagi apa dan siapa saja. Tak perlu izin atau membayar royalti. Asalkan pro terhadap lingkungan kata go green sudah menjadi barang halal untuk dicantol. 

           Sekilas, fenomena go green memang terkesan dipaksakan. Namun mengingat masalah lingkungan yang saat ini mulai mengancam kehidupan manusia, tidaklah berlebihan jika penerapan konsep go green memang harus mengalami akselerasi serta penggalakan secara intensif. Sebab, masalah lingkungan suatu saat bisa berubah menjadi serangan blitzkrieg1 seperti yang dituturkan oleh Paul Martin, seorang peneliti lingkungan sekaligus paleontolog berkebangsaan Kanada. Memang permasalahan lingkungan saat ini sudah mulai berubah dari peringatan menjadi ancaman. Dimana pemanasan global adalah salah satu ancaman pamungkasnya.
         Permasalahan lingkungan saat ini pun mendera hampir semua negara di dunia, pun termasuk Indonesia. Meski dikenal sebagai negara yang hijau –dari sisi ketampakan alam- ternyata Indonesia menyimpan begitu banyak masalah lingkungan. Mulai dari permasalahan polusi udara, limbah, deforestasi, eutrofikasi, sampah, hingga permasalahan zat kimia pertanian. Dan semuanya masih sangat memprihatinkan.
          Berdasarkan salah satu satu hasil studi lingkungan, Indonesia menggondol gelar sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia. Termasuk World Bank yang menempatkan Jakarta sebagai salah satu negara dengan kadar polutan udara tertinggi setelah Beijing, New Delhi, dan Mexico City. Tentu gelar memalukan ini tak hanya seputar citra negara belaka, namun juga tentang dampaknya yang sangat merugikan. Mulai dari kerugian finansial -karena penanggulangannya yang menyita biaya yang sangat besar- hingga berbagai macam penyakit yang mengancam masyarakat karena dipicu oleh buruknya kualitas udara. Serta berbagai keburukan lain yang tak kalah merugikan.

Emisi: Asap dari industri pabrik menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Indonesia. Berdasarkan data dari LIPI, pada tahun 2003 total emisi CO2 dari industri pabrik mencapai 141 ton.
 
            
         Mungkin beberapa di antara kita akan spontan bertanya. “Apa gunanya konsep go green yang selama ini disorak-sorakkan ? Diamana dia ?” Terlepas dari debutnya yang terbilang baru, kemampuan konsep go green untuk menjawab permasalahan lingkungan di Indonesia memang mulai dipertanyakan. Namun secara konsep tentu tidak menjadi pertanyaan, sebab subtansi konsep go green betul-betul dirancang untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Namun penerapannya yang mungkin masih menjadi pertanyaan besar. 

        Meskipun santer tersiar kabar yang mengatakan bahwa konsep go green telah dimanfaatkan oleh kepentingan golongan politik tertentu. Nyatanya konsep go green memang tak bisa berbuat banyak. Go green belum menampakkan hasil yang memuaskan. Mengapa ???? Karena go green belum menjadi aksi. Go green masih sebatas konsep, belum diterapkan sepenuhnya. Hanya sebuah nama yang harum dan eksklusif di baliho dan kaos oblong saja.

Dan salah satu penyebab mengapa penerapan konsep tersebut belum maksimal adalah karena sebagian orang saja yang memahami bagaimana penerapannya, semisal praktisi lingkungan atau akademisi lingkungan saja. Sehingga, hanya sedikit yang peduli terhadap lingkungan. Dan yang terjadi kemudian adalah ketimpangan. Menyelesaikan permasalahan lingkungan yang begitu kompleks dengan tenaga yang sedikit tentu menjadi sebuah kemustahilan. Butuh partisipasi dari masyarakat agar penyelesainnya menjadi nyata. Namun yang menjadi kendala, pengetahuan masyarakat mengenai lingkungan masih sangat terbatas. Mengajari semua masyarakat dengan menyuluh dari desa ke desa misalnya, tentu memakan waktu yang ekstra lama. Sedang masalah lingkungan tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

  Mungkin banyak dari kita yang akan mengatakan: “Kan ada di internet ? Masyarakat hanya perlu searching, lalu menerapkannya. Begitu aja susah ??? Namun kenyatannya saat ini tidak semua masyarakat memiliki motivasi untuk melakukannya, meskipun internet telah masuk ke desa. Bahkan di kota besar sekalipun di mana warung internet telah berdiri di mana-mana, tidak semua masyarakat yang mau menyempatkan waktu mencari info seputar lingkungan.

 “Mengapa demikian, padahal melestarikan lingkungan kan demi kebaikan kita bersama ????”  Jawabannya adalah karena konsep go green belum menjadi tren bagi semua lapisan masyarakat, meskipun mendatangkan kebaikan sekalipun. Apalagi masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih senang mengikuti sebuah tren, meskipun secara subtansial tidak begitu menguntungkan, namun jika telah menjadi tren, tetap dilakukan dan diikuti. Tren saat ini menjadi kebutuhan dan panggilan jiwa kebanyakan orang. Lalu ??? Yang harus kita lakukan agar konsep go green dapat diterima oleh masyarakat adalah membuatnya menjadi sebuah tren yang booming.


Digitals Go Green

Kita tentu masih ingat mengenai tren lagu India yang tiba-tiba meledak di pasaran karena video salah seorang anggota kepolisian yang beredar di internet. Atau tren boy band dan girl band Korea yang masih hangat hingga saat ini. Kita mesti bertanya, apa yang membuatnya menjadi tren ??? 

Sadar atau tidak, yang membuat lagu India atau boy/girl band  Korea menjadi tren yang begitu booming adalah karena peran teknologi digital. Mulai dari internet hingga video membuatnya tersebar begitu cepat sehingga semua masyarakat mendapat kesempatan yang sama untuk mengonsumsi wacana tersebut. Sehingga tren pun tak bisa dihindari. Beramai-ramailah masyarakat mendendangkan lagu india dan lagu-lagu korea, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Sampai-sampai banyak remaja Indonesia yang membentuk boy band dan girl band.
 
Begitulah rentetan reaksi jika sesuatu telah menjadi tren. Apalagi keberadaan  teknologi digital saat ini mampu menjadi katalisator penyampaian informasi. Sehingga setiap masyarakat mendapat kejelasan tentang sesuatau secara menyeluruh. Dengan teknologi digital, penyebarluasan tentang sesuatu akan menjadi lebih mudah.

Melihat peran yang dimainkan oleh teknologi digital dalam penyebarluasan informasi dan pengetahuan yang begitu deras. Tidaklah salah jika, kita juga dapat memanfaatkan teknologi digital untuk membuat konsep go green menjadi tren agar masyarakat memiliki motivasi lebih untuk memahami penerapan konsep tersebut.  

Lalu jika memang teknologi digital dapat digarap untuk membuat konsep green menjadi sebuah tren. Apakah teknologi digital juga perlu menyematkan kata go green ??? Tentu saja. Mengapa tidak ? Kita dapat menggagas strategi baru yang bernama Digitals go green. Yakni sebuah konsep pemanfaatan teknologi digital yang berbasis informasi dan pengetahuan tentang lingkungan. Agar keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan dapat terpenuhi. Sehingga dengan digitals go green, konsep go green akan menjadi sebuah tren. Dan pada akhirnya, masyarakat akan beramai-ramai menerapkan konsep go green sehingga partisipasi masyarakat akan memperkuat penerapan konsep go green.


Kampanye: Konsep digital go green bisa menjadi salah satu solusi tepat untuk mengampanyekan tentang lingkungan.


Lalu bagaimana konsep digitals go green digarap ??? Bagaimana bentuk nyata dari penerapan konsep tersebut ??? Dan teknologi digital seperti apa yang akan menjadi ujung tombaknya ???


            Green SMS

            Salah satu teknologi digital yang dapat digunakan untuk mendukung digitals go green adalah  short message service (SMS). Dengan jumlah pengguna telefon seluler mencapai 240 juta (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia), jumlah SMS yang terkirim sepanjang tahun 2011 di Indonesia mencapai 260 miliar. Dengan jumlah begitu banyak,  SMS dapat menjadi alat untuk mengampanyekan konsep go green. Yakni SMS yang berisi tentang informasi atau pengetahuan singkat seputar lingkungan (green SMS). Bayangkan jika sepersepuluh saja dari jumlah total SMS tersebut yang mengampanyekan tentang lingkungan, berarti ada sekitar 26 miliar SMS yang terkirim sepanjang tahun atau sekitar 71 juta SMS tentang lingkungan setiap harinya. Tentu informasi tersebut akan sangat berguna bagi masyarakat yang belum paham sama sekali terhadap informasi tersebut.

Lalu, informasi seperti apa saja yang bisa dikampanyekan melalui SMS ???

Dengan berkembangnya akses informasi saat ini, sangat banyak informasi yang dapat dimuat oleh green SMS. Misalnya informasi pendek tentang kelebihan bersepeda atau bahaya menggunakan styrofoam.

Contoh SMS-nya sebagai berikut:

“Dengan bersepeda menuju kampus atau tempat kerja di pagi hari akan meningkatkan kerja jantung dan menguatkan konsentrasi belajar. Selain itu, bersepeda juga akan mengurangi emisi karbon karena asap kendaraan bermotor. Ayo . . . galakkan bike to work.”

Rutin: Dengan SMS tentang kelebihan bersepeda, akan banyak orang yang tahu dan mengaplikasikan bersepeda secara rutin. Ini tentu akan sangat membantu mengurangi emisi karbon karena kendaraan bermotor.
Atau,

         “Penggunaan styrofoam dalam jangka panjang akan menyebabkan beberapa gangguan terhadap tubuh karena residu kimiawi berbahaya yang dikandung oleh styrofoam serta akan mencemari lingkungan karena sulit terurai. Lebih baik menggunakan pembungkus alami seperti daun pisang. Stop penggunaan stryrofoam kawan !”

Alami: Dengan SMS kita dapat mengampanyekan kebaikan menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan yang alami dibanding styrofoam yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
 

Bayangkan jika green SMS menjadi tren, tentu penyebarluasan tentang konsep go green akan begitu gesit nan pesat. Terlebih jika SMS seperti demikian dibaca oleh siswa SD -saat ini telah banyak siswa sekolah dasar yang telah memliki handphone- tentu green SMS akan membantu membentuk karakter  yang peduli lingkungan mulai dari anak-anak. Terlebih jika pesan tersebut juga diberitahukan kepada anggota keluarganya. Berarti satu SMS dapat membuat satu kepala keluarga menjadi paham tentang informasi tentang lingkungan.

 Mungkin pada awalnya hanya ada sejumput orang yang menggalakkan green SMS. Tapi jika rutin digalakkan, bukan tidak mungkin akan memicu banyak orang lainnya sehingga green SMS akan menjadi tren.


Green Facebook 

Sebagai salah satu jejaring sosial (social network) yang megabesar saat ini, facebook juga dapat menjadi salah satu ‘kendaraan’ yang memuat tentang lingkungan (green facebook). Apalagi jumlah pengguna jejaring sosial gagasan mahasiswa Harvard University tersebut sangat melimpah. Di Indonesia saja, jumlah penggunanya mencapai 43,06 juta, dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna facebook terbesar ke-3 di dunia (socialbakers.com). 

Dengan demikian, jika setiap hari satu kali saja dari masing-masing pengguna facebook meng-update status tentang lingkungan berarti akan ada informasi atau pengetahuan tentang lingkungan sebanyak 43 juta. Apa lagi, status facebook memiliki kelebihan dibanding SMS, yakni dapat menambahkan foto ataupun video sehingga informasi yang disampaikan akan lebih menarik. Ditambah lagi kapasitas karakter yang dimiliki facebook lebih besar, sehingga muatan informasi yang dapat disampaikan pun lebih luas. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:

“Anda dapat menhijaukan taman rumah anda meskipun dengan lahan yang sempit. Bahkan kos-kosan mahasiswa yang hanya memiliki teras sekalipun dapat dihijaukan, yakni dengan menggunakan metode vertikultur. Yakni sebuah metode penanaman dengan menggunakan media vertikal. Anda dapat menggunakan drum bekas, bambu, ataupun pipa bekas. Caranya sangat mudah yakni dengan mengisi wadah tadi dengan tanah lalu sisi samping wadah dibuat lubang lalu ditanami dengan berbagai macam tanaman. Misalnya, daun sop, bawang prei, kemangi, bunga, dll. Ini saya sertakan contoh gambarnya.”   

Drum: Salah satu contoh tanaman vertikultur yang menggunakan drum bekas sebagai wadah.

Bambu: Tanaman vertikultur yang memanfaatkan bambu sebagai wadah.
  
Atau,

     “Ingin memiliki tanaman buah namun terkendala lahan yang sempit ???? Tabulampot (tanaman buah dalam pot) adalah solusinya. Dengan cara ini, anda dapat menanam tanaman buah tertentu seperti jeruk, jambu, ataupun anggur menggunakan pot. Kini benih atau bibit tanaman tabulampot telah banyak dijual dipasaran, bahkan dilengkapi dengan pupuknya. Dengan cara ini, kita dapat memanen buah di rumah sekaligus mendukung kampanye go green. Lihat gambarnya !”

Panen: Salah satu tanaman jambu tabulampot. Dengan cara ini, kita dapat memanen buah di pekarangan.

         Green Blog
   
            Salah satu tren dunia digital saat ini adalah blog. Media yang mampu menampung lebih banyak data berupa tulisan, foto serta video ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2011, jumlah blog di Indonesia mencapai 4 juta blog. Selain itu, kini telah banyak komunitas blogger yang terbentuk di Indonesia, sebut saja Komunitas Ngawur dan Blogger Nusantara. Bahkan pengguna blog atau blogger saat ini tidak hanya orang dewasa, bahkan saat ini seorang siswa sekolah dasar pun ada yang telah memliki blog.


Pesat: Grafik perkembangan jumlah blog di Indonesia yang sangat pesat. Bahkan setiap 7,5 detik ada sebuah blog yang berhasil dibuat di Indonesia.

 
Dengan perkembangan yang begitu pesat serta dengan kemampuan blog untuk menampung begitu banyak data, tentu blog menjadi ‘ladang’ yang sangat potensial dalam mengampanyekan tentang lingkungan. Jadi dengan menggagas green blog, muatan informasi menjadi lebih luas serta menjadi lebih kuat dalam memaparkan tentang lingkungan. Sehingga keterbatasan green SMS ataupun green facebook dapat dibayar tuntas dengan menggunakan blog.

Apa saja yang bisa dikampanyekan tentang lingkungan dengan blog ???? Sangat banyak tentunya, termasuk gagasan yang membutuhkan pemaparan yang lebih panjang. 

Berikut contohnya:

1.  Greenpreneurship

Greenpreneurship adalah salah satu contoh bentuk peduli lingkungan yang berbasis bisnis yang ramah lingkungan. Dengan blog, contoh-contoh bisnis ramah lingkungan dapat disebarluaskan meskipun dengan pemaparan yang cukup panjang, sebab keterbatasan space tak berlaku di blog. Salah satu contonya adalah bisnis cinderamata dari limbah yang tentu membutuhkan banyak ruang untuk pemaparannya.


Kreatif: Salah satu produk yang memanfaatkan limbah. Dengan kerativitas, limbah dapat disulap menjadi produk yang menarik hati.

 
2.  Ekowisata

Mengampanyekan wisata yang eco friendly (ramah lingkungan) atau ekowisata memang sangat cocok menggunakan blog. Hal tersebut karena blog ditunjang dengan kemampuan mem-publish beberapa gambar. Sehingga, mata para pengunjung blog akan dapat melihat langsung panorama wisata. Apalagi sebuah foto memiliki daya tarik lebih bagi para wisatawan. Mengingat sangat banyak tempat-tempat wisata yang eksotik di Indonesia. Jadi dengan mempromosikan ekowisata dengan green blog, selain mendukung penerapan konsep go green, kita juga sekaligus mengenalkan potensi wisata alam yang ada di Indonesia.



Mangrove: Panorama indah ekowisata mangrove yang terletak di Wonorejo, Jawa Timur. Dengan gambar yang indah, blog akan lebih mampu mengikat mata pembaca sembari memaparkan informasi seputar lingkungan.
         
Green Video/Movie

Sebuah video memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam menyampaikan sebuah pesan atau membuat sesuatu menjadi tren. Sehingga tak mengherankan jika iklan produk di TV saat ini bukan berupa tulisan atau gambar, melainkan video singkat. Selain lebih menarik, penonton juga dapat lebih cepat menangkap pesan yang disampaikan meskipun hanya berdurasi kurang dari 30 detik. Jadi membuat pesan tentang lingkungan dengan video, tentu akan memiliki kelebihan tersendiri. Jika Norman Kamaru saja bisa membuat booming lagu Indianya dengan video, mengapa kita tidak ???

Belum lagi jika pesan tentang lingkungan dikampanyekan lewat sebuah film. Selain berdurasi lebih lama, pesan yang disampaikan pun dalam bentuk cerita. Sehingga pesan yang disampaikan akan melekat lebih dalam bagi siapa saja yang menontonnya. Apalagi Indonesia saat ini telah mampu memproduksi film berkelas seperti  The Raid yang menembus dinding Hollywood. Berarti kemampuan SDM perfilman kita memang tak perlu diragukan untuk menggarap film dengan genre baru, misalnya green movie.


        Itulah beberapa contoh teknologi yang dapat dilakukan untuk menggarap gagasan digitals go green. Dengan pemanfaatan teknologi digital, kita dapat membantu menanggulangi masalah lingkungan yang sedang mengancam Indonesia. Meskipun hanya dalam ranah ekoliterasi dengan ide sederhana. Namun dengan kekuatan teknologi digital seperti SMS, facebook, dan blog, ataupun video/film, konsep go green akan menyebar dengan pesat dan membawa titik balik yang sangat besar bagi Indonesia. Dengan digitals  go green, kita dapat mengajak semua masyarakat bahu-membahu untuk membantu negara kita keluar dari ancaman permasalahan lingkungan. Ayo, bantu Indonesia kita bersama dengan  digitals go green !!!



Foot note:
1. Dalam bahasa Jerman berarti serangan tak terbendung dan tiba-tiba. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh pasukan militer Schutzstaffel milik Nazi.


Referensi:

Sumber foto:

                                                                                                           Posted by: Imam Hidayat

29 komentar:

  1. Wow, baru beberapa hari yg lalu sya mngomentari tulisan kmu tntng konsep green and blue economy (GBE) yg berhasil kamu perkenalkan pada om google, trnyata konsep digitals go green yg kmu gagas jika di search di google ada diurutan prtama. slamat buat kmu krn telah memperkenalkan kata baru pada om google !!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ats infonya. Sy tdk tahu kalau kata kunci digitals go green mnjadi hal yg baru bagi paman google. Makasih sdh mengikuti postingan sy !

      Hapus
    2. kembali kasih. Oh iya, kamu harusx sring2 lacak google pakai kata kunci postingan km.

      Hapus
    3. Iya, Insya Allah saranx ditindaklanjuti. Makasih.

      Hapus
  2. digitals go green,, setelah saya membaca tulisan anda konsep ini merupakan salah satu solusi yg ckup baik,, memanfaatkan media teknologi yg yg sedang berkembang saat ini,, yg katanya skrg org-org sdh memiliki sebagian dari teknologi itu contohnya hp.. dan green sms,, merupakan salah satu cara yg ckup efektif tuk mengajak org2 untuk tetap menjaga lingkungan,,
    konsep yg sangat bagus menurut saya,,

    BalasHapus
  3. lengkap,. padat,. n jelas!!.Nice post bang, postingnya bagus!,. smoga konsep digitals go green dapat/lebih cepat meramban tentunya., sy appreciate banget n salut sama postingan yg ini., lanjutkan!!..

    BalasHapus
  4. Bagus banget, keren konsepnya.. siap bantu deh kalo diperlukan buat actnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Tentu konsep DGG butuh banyak tangan dan ide, trmasuk ide Mba' Andalusia !

      Hapus
  5. mantap galakkan juga diet kantong plastik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, boleh kak. Mungkin diet kantung plastik medianya cocok untuk Green SMS atau mungkin Green FB !

      Hapus
  6. mantapp sodara, ditunggu buku tulisan hidate terbit... hehehehhh...!!!! ^_~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin ya Rabb ! Mudah2an bisa jd penulis buku. Makasih atas doanya bro !

      Hapus
  7. Keren, imam ..
    Konsep yang kau paparkan, tampaknya mudah dijalankan mengingat saat ini era digital, InsyaAllah. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi para pebaca.
    kalau tulisanmu yang sebelumnya mengenai GBE = Green + Blue, berarti ini pelengkapnya ya ? eh tapi salah, belum lengkap karena belum ada yang hanya bertema si "BLUE". Hmm jadi penasaran :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, Blue akan menyusul Dwi. Wah, sepertinya ada komentar 'beraroma' menagih. hehehehe. Makasih atas kunjunganx !

      Hapus
  8. Sempat sdikit aneh+Penasaran dngarnya, perihal Digitals go green.

    tapi habis baca, baru ngerti.
    Sepertinya bisa dijadikan bahan PKM GT buat pimnas nanti kayaknya..
    hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehehe.Iya saudara,semoga gagasan ini bisa ditularkan ke banyak orang. Dan membawanya ke ranah Pimnas pst sangat cocok saudara.

      Hapus
  9. Wah, luar biasa. Sepertinya tulisan ni adalh pnyempurnaan tulisan sebelumnya (konsep GBE). Saya kira tulisan ini sudah sngat layak dikumpulkan dlm suatu buku. Dan, sy menunggu tulisan-tulisan "ecofriendly" selanjutnya ! Teruskan bang !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, banyak yg bromentar kalau tulisan ttg konsep green and blue economy masih kurang contoh nyatanya, jadi lewat tulisan ini, saya sempurnakan kekurangan ats komentar kawan-kawan komentator konsep GBE. Oia, trima ksih krn sdh mengikuti bbrp tulisan sy !

      Hapus
    2. Ia, sy juga merasa tulisan kamu ini menjadi jawaban atas prtanyaan2 sy ketika membaca tulisanmu ttg GBE.

      Hapus
    3. Alhamdulillah kalau tulisan ini menjadi plengkap.

      Hapus
  10. wah,,salut ma tulisan-tulisannya iman.

    Idenya keren untuk implikasi konsep go green

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, trima kasih saudari. Semoga implikasinya betul2 nyata.

      Hapus
  11. idenya lumayan, sederhana tapi bnyak ngimpi. apa iya itu bisa...???? tapi jempol buat semangatnya. go.., green. diana matsuyama

    BalasHapus
  12. hy..kaya saya tau itu foto vertikultur yang ditanami selada...itukan foto yang diambil dekebun 1 @MksrBerkebun... :)

    BalasHapus
  13. Casino Games Near Me - MapyRO
    Casino 세종특별자치 출장마사지 Games Near 충청북도 출장마사지 Me · Golden Nugget Casino 이천 출장마사지 & Resort · Grand Victoria Casino · Tunica 성남 출장샵 River · 광명 출장샵 Harrah's Lake Tahoe Resort & Casino · Harrah's Lake Tahoe Casino

    BalasHapus