Beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia tengah diresahkan
oleh banyaknya kasus pembabatan maupun pembakaran hutan guna pembukaan lahan
perkebunan kelapa sawit. Mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua. Dan Provinsi
Sulawesi Barat pun tak luput dari permasalahan ini.
Meskipun sekilas perkebunan kelapa sawit ini membuka lapangan
kerja baru bagi masyarakat di Sulawesi Barat. Namun, dampak jangka panjang dari
aktivitas perkebunan ini akan mendatangkan permasalahan yang sangat besar dan
sangat merugikan, bahkan tak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh oleh
masyarakat. Beberapa permasalahan yang akan timbul di antaranya, kerusakan
ekosistem hutan (berdampak pada erosi, bajir, emisi karbon, dll), krisis
persediaan unsur hara pada tanah, serta musnahnya flora dan fauna yang
bergantung pada ekosistem hutan.
Namun mungkin akan timbul pertanyaan di kepala kita. “Kalau
kelapa sawit tidak ada? Lalu kita akan menggunakan apa untuk menggoreng?”. Atau
mungkin akan muncul pernyataan pembela seperti, “Kita butuh minyak goreng sawit lho? Apa lagi minyak sawit itu kan menyehatkan.”
Apa benar minyak sawit itu menyehatkan? I
don’t think so !!!
Keburukan Minyak Kelapa Sawit:
Sebuah Fakta yang Disembunyikan
Minyak goreng sawit merupakan salah satu jenis minyak goring
yang didominasi oleh asam lemak rantai panjang (long chain fatty acid/LCFA), yang jika digoreng
pada suhu tinggi, asam lemak rantai panjang tersebut akan menghasilkan dua
produk sampingan yakni lemak dan kolesterol. Dan kedua senyawa inilah yang
menjadi penyebab berbagai macam penyakit kronis seperti penyakit
kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis, obesitas, kanker
dan sebagainya.
Bahkan menurut hasil berbagai laporan penelitian, baik pada
hewan percobaan maupun pada manusia, yang diberi makan tambahan dengan asam
lemak rantai panjang (long chain fatty acids/LCFA) terbukti menyebabkan
berbagai jenis penyakit kronik, degeneratif dan kanker. Minyak sawit setelah
dikonsumsi dan atau digoreng akan berubah sifatnya dan menghasilkan zat-zat
sekunder bioaktif yang bersifat toksik dan karsinogenik (penyebab kanker).
Ini sungguh sebuah ironi bagi negeri kita sendiri. Betapa tidak,
kita harus kehilangan banyak hutan demi sebuah produk yang ternyata merusak
kesehatan kita sendiri. Ini serupa kita membeli racun dengan harga yang mahal.
Ironis sekaligus kebodohan akut.
Namun fakta mencengangkan ini justru terkesan ditutupi lewat
iklan mentereng sejumlah perusahaan minyak goreng demi tujuan finansial. Dan
tak ayal, korban yang paling empuk yang menjadi lahan bisnis usaha minyak
goreng sawit ini adalah masyarakat menengah ke bawah yang umumnya minim
informasi sehingga masih terkunkung oleh buaian manis iklan minyak goreng sawit
yang mereka tonton. Bahkan banyak masyarakat yang dulunya mengonsumsi minyak
goreng kelapa tradisonal beralih pada minyak goreng sawit, padahal dari segi
kesehatan minyak goreng tradisonal yang terbuat dari kelapa justru jauh lebih
sehat.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa minyak
kelapa adalah satu-satunya minyak goreng di muka bumi yang mengandung asam
laurat (lauric acid)
dengan kadar yang paling tinggi setara seperti pada air susu ibu (kurang lebih
50%). Di mana, zat ini mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami yang ampuh
yang dapat membunuh berbagai jenis kuman, virus dan parasit, termasuk HIV dan
Hepatitis virus C. Dan minyak goreng sawit sama sekali tidak mengandung asam
laurat. Dan selain itu, minyak kelapa juga tidak mengandung kolesterol,
sehingga lebih sehat dibanding minyak goreng sawit.
Tak hanya itu, kelebihan utama yang dimiliki oleh minyak goreng
kelapa termasuk minyak goreng Mandar adalah lemak yang dikandung lebih stabil
karena mengandung 92% asam lemak rantai medium (medium chain fatty acid/MCFA). Di mana jenis
asam lemak ini akan tetap stabil meski pada temperatur tinggi sehingga tidak
akan berubah menjadi lemak dan kolesterol.
Dan yang perlu diketahui, minyak goreng berbahan baku kelapa,
ternyata memiliki manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan tubuh, antara lain
meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan tiroid, meningkatkan metabolisme,
menurunkan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengobati
jerawat/komedo, mengobati kulit terbakar akibat sengatan sinar matahari, dan
kulit kering. Dan selain itu, minyak goreng kelapa juga dapat digunakan sebagai
pengobatan alternatif, misalnya untuk membantu mengurangi gatal-gatal karena strech mark selama
kehamilan, mengurangi resiko perobekan jalan lahir (bisa digunakan juga untuk
pijat perineum), dan untuk ibu hamil, juga bisa membantu mengurangi mual dari morning
sickness.
Gerakan Usaha Minyak Goreng Khas
Mandar
Salah satu produk khas dari Sulawesi Barat yang cukup terkenal
sejak dulu adalah minyak goreng kelapa khas Mandar*. Yakni minyak goreng yang
dibuat secara tradisional serta dengan cara yang khas sehingga menghasilkan
produk minyak goreng yang berbau wangi yang khas pula. Di mana bau wangi ini
tidak ditemui pada minyak goreng kelapa manapun. Dan selain wangi tersebut,
minyak Mandar juga memiliki kandungan kimia yang menyehatkan serupa minyak
kelapa pada umumnya.
Berdasarkan hasil penelitian salah satu universitas di Makassar,
minyak goreng Mandar memiliki beberapa kelebihan dibanding minyak goreng kelapa
sawit. Di mana, minyak goreng Mandar mengandung energi sebesar 870 kilokalori,
protein 1 gram, lemak 98 gram, kalsium 3 miligram, dan zat omega 3.
Meskipun minyak Mandar memiliki banyak kelebihan, namun usaha
minyak Mandar di Sulawesi Barat mulai merosot akibat kedatangan ‘tamu’ baru
yang sebenarnya hanya sehat di iklan saja, padahal berdampak buruk bagi
kesehatan. Olehnya itu, guna menggengjot kembali para pembuat minyak Mandar di
Sulawesi Barat yang kalah bersaing dengan minyak sawit, dibutuhkan sebuah
gerakan untuk mendorong kembali usaha pembuatan minyak Mandar.
Dan gerakan itu bisa dimulai oleh kalangan pemuda dengan jalan
menyebarkan informasi sebanyak-banyak dan seluas-luasnya kepada masyarakat
tentang bahaya kandungan minyak goreng sawit serta kebaikan minyak goreng
kelapa bagi kesehatan. Propaganda seperti ini akan memancing kembali minat
masyarakat untuk mengomsumsi minyak kelapa, khususnya minyak khas Mandar di
Sulawesi Barat, sebab propaganda kesehatan selalu mudah diterima oleh
masyarakat.
Inovasi Tepat Guna
Guna menggenjot produksi minyak Mandar, juga diperlukan sentuhan
inovasi tepat guna dalam hal proses produksi dan pemasaran. Sebab, untuk
meningkatkan jumlah konsumen dan memperluas pasar, jumlah produksi serta cara
pemasaran akan sangat menentukan. Olehnya itu, dalam hal produksi, akan dibuat
suatu teknologi sederhana yang dapat membantu produsen minyak Mandar untuk
memarut kelapa tanpa menggunakan mesin. Sebab, guna mempertahankan kualitas
minyak, dihindari menggunakan mesin.
Dan inovasi yang akan dibuat adalan parut rotary menggunakan
sepeda bekas. Di mana, inovasi parut rotary ini mengandalkan putaran roda sepeda,
sehingga untuk memarut kelapa, tak perlu menggunakan tangan. Hanya perlu
memasukkan kelapa dalam tabung parut rotary, lalu sepeda dikayuh
seperti halnya bersepeda di jalan, maka daging kelapa akan terparut dengan
gerakan berputar dari kayuhan pedal sepeda. Dan inovasi ini telah saya desain
serta telah dianalisis cara kerjanya, sehingga tinggal direalisasikan.
Adapun inovasi dalam proses pemasaran akan dilakukan menggunakan
media sosial agar tidak hanya warga Sulawesi Barat saja yang dapat memesan
minyak Mandar, mengingat kebanyakan produsen minyak Mandar didominasi oleh
warga yang mengalami keterbatasan akses sehingga hanya bisa memasarkan produk
mereka melalui pasar mingguan. Maka untuk menarik pelanggan, akan dibuat pula
video tentang proses pembuatan minyak Mandar secara tradisional serta khasiat
yang dikandungnya. Lalu disebarluaskan melalui sosial media.
Maka melihat banyaknya khasiat minyak goreng kelapa bagi
kesehatan. Gerakan membangun usaha bersama untuk memasarkan minyak goreng
Mandar akan memiliki efek ganda, yakni dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
serta dapat meningkatkan kesehatan masyarakat yang mengomsumsi minyak goreng
Mandar.
Dan yang terpenting, jika gerakan sosial ini berhasil, bukan
tidak mungkin akan menjadi percontohan bagi daerah lain, demi menggeser
penggunaan minyak sawit yang selama ini dipercaya sebagai minyak sehat namun
ternyata menyimpan banyak dampak buruk bagi kesehatan. Dan secara tidak
langsung, akan mengurangi konsumsi minyak sawit sehingga dapat mengurangi
pembukaan/pembakaran lahan untuk perkebunan sawit yang selama ini membabat
hutan di Indonesia.
Hidup produk tradisional Indonesia. Yakin, Indonesia Bisa !!!!
Hidup produk tradisional Indonesia. Yakin, Indonesia Bisa !!!!
*Mandar adalah sebuah suku asli di Sulawesi Barat
oh... gitu ya. saya baru tau
BalasHapussaya resah melihat banyak hutan yg dijadikan lahan sawit, krn banyak habitat lain yg terganggu.
oya, di daerah saya Aceh dulunya juga banyak produksi minyak kelapa secra tradisionl. tetapi, sekarang sudah sangat jarang krn kalah saing kualitasnya yaitu ketika digunakan minyak goreng dr kelapa mengeluarkan bau tak sedap.
kalau Minyak kelapa khas Mandar itu gimana ya? have u ever taste/use it?
Apa mungkin pengolahannya berbeda?