Kamis, 12 Juni 2014

Minyak Goreng Sawit itu Menyehatkan. Benarkah???? I Don't Think So

Beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia tengah diresahkan oleh banyaknya kasus pembabatan maupun pembakaran hutan guna pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua. Dan Provinsi Sulawesi Barat pun tak luput dari permasalahan ini.


Meskipun sekilas perkebunan kelapa sawit ini membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di Sulawesi Barat. Namun, dampak jangka panjang dari aktivitas perkebunan ini akan mendatangkan permasalahan yang sangat besar dan sangat merugikan, bahkan tak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh oleh masyarakat. Beberapa permasalahan yang akan timbul di antaranya, kerusakan ekosistem hutan (berdampak pada erosi, bajir, emisi karbon, dll),  krisis persediaan unsur hara pada tanah, serta musnahnya flora dan fauna yang bergantung pada ekosistem hutan.

Namun mungkin akan timbul pertanyaan di kepala kita. “Kalau kelapa sawit tidak ada? Lalu kita akan menggunakan apa untuk menggoreng?”. Atau mungkin akan muncul pernyataan pembela seperti, “Kita butuh minyak goreng sawit lho? Apa lagi minyak sawit itu kan menyehatkan.”

Apa benar minyak sawit itu menyehatkan? I don’t think so !!!



Keburukan Minyak Kelapa Sawit: Sebuah Fakta yang Disembunyikan

Minyak goreng sawit merupakan salah satu jenis minyak goring yang didominasi oleh asam lemak rantai panjang (long chain fatty acid/LCFA), yang jika digoreng pada suhu tinggi, asam lemak rantai panjang tersebut akan menghasilkan dua produk sampingan yakni lemak dan kolesterol. Dan kedua senyawa inilah yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis, obesitas, kanker dan sebagainya.


Bahkan menurut hasil berbagai laporan penelitian, baik pada hewan percobaan maupun pada manusia, yang diberi makan tambahan dengan asam lemak rantai panjang (long chain fatty acids/LCFA) terbukti menyebabkan berbagai jenis penyakit kronik, degeneratif dan kanker. Minyak sawit setelah dikonsumsi dan atau digoreng akan berubah sifatnya dan menghasilkan zat-zat sekunder bioaktif yang bersifat toksik dan karsinogenik (penyebab kanker).

Ini sungguh sebuah ironi bagi negeri kita sendiri. Betapa tidak, kita harus kehilangan banyak hutan demi sebuah produk yang ternyata merusak kesehatan kita sendiri. Ini serupa kita membeli racun dengan harga yang mahal. Ironis sekaligus kebodohan akut.

Namun fakta mencengangkan ini justru terkesan ditutupi lewat iklan mentereng sejumlah perusahaan minyak goreng demi tujuan finansial. Dan tak ayal, korban yang paling empuk yang menjadi lahan bisnis usaha minyak goreng sawit ini adalah masyarakat menengah ke bawah yang umumnya minim informasi sehingga masih terkunkung oleh buaian manis iklan minyak goreng sawit yang mereka tonton. Bahkan banyak masyarakat yang dulunya mengonsumsi minyak goreng kelapa tradisonal beralih pada minyak goreng sawit, padahal dari segi kesehatan minyak goreng tradisonal yang terbuat dari kelapa justru jauh lebih sehat.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa minyak kelapa adalah satu-satunya minyak goreng di muka bumi yang mengandung asam laurat (lauric acid) dengan kadar yang paling tinggi setara seperti pada air susu ibu (kurang lebih 50%). Di mana, zat ini mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami yang ampuh yang dapat membunuh berbagai jenis kuman, virus dan parasit, termasuk HIV dan Hepatitis virus C. Dan minyak goreng sawit sama sekali tidak mengandung asam laurat. Dan selain itu, minyak kelapa juga tidak mengandung kolesterol, sehingga lebih sehat dibanding minyak goreng sawit.


Tak hanya itu, kelebihan utama yang dimiliki oleh minyak goreng kelapa termasuk minyak goreng Mandar adalah lemak yang dikandung lebih stabil karena mengandung 92% asam lemak rantai medium (medium chain fatty acid/MCFA). Di mana jenis asam lemak ini akan tetap stabil meski pada temperatur tinggi sehingga tidak akan berubah menjadi lemak dan kolesterol.

Dan yang perlu diketahui, minyak goreng berbahan baku kelapa, ternyata memiliki manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan tubuh, antara lain meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan tiroid, meningkatkan metabolisme, menurunkan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengobati jerawat/komedo, mengobati kulit terbakar akibat sengatan sinar matahari, dan kulit kering. Dan selain itu, minyak goreng kelapa juga dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif, misalnya untuk membantu mengurangi gatal-gatal karena strech mark selama kehamilan, mengurangi resiko perobekan jalan lahir (bisa digunakan juga untuk pijat perineum), dan untuk ibu hamil, juga bisa membantu mengurangi mual dari morning sickness.


Gerakan Usaha Minyak Goreng Khas Mandar

Salah satu produk khas dari Sulawesi Barat yang cukup terkenal sejak dulu adalah minyak goreng kelapa khas Mandar*. Yakni minyak goreng yang dibuat secara tradisional serta dengan cara yang khas sehingga menghasilkan produk minyak goreng yang berbau wangi yang khas pula. Di mana bau wangi ini tidak ditemui pada minyak goreng kelapa manapun. Dan selain wangi tersebut, minyak Mandar juga memiliki kandungan kimia yang menyehatkan serupa minyak kelapa pada umumnya.

Berdasarkan hasil penelitian salah satu universitas di Makassar, minyak goreng Mandar memiliki beberapa kelebihan dibanding minyak goreng kelapa sawit. Di mana, minyak goreng Mandar mengandung energi sebesar 870 kilokalori, protein 1 gram, lemak 98 gram, kalsium 3 miligram, dan zat omega 3.

Meskipun minyak Mandar memiliki banyak kelebihan, namun usaha minyak Mandar di Sulawesi Barat mulai merosot akibat kedatangan ‘tamu’ baru yang sebenarnya hanya sehat di iklan saja, padahal berdampak buruk bagi kesehatan. Olehnya itu, guna menggengjot kembali para pembuat minyak Mandar di Sulawesi Barat yang kalah bersaing dengan minyak sawit, dibutuhkan sebuah gerakan untuk mendorong kembali usaha pembuatan minyak Mandar.

Dan gerakan itu bisa dimulai oleh kalangan pemuda dengan jalan menyebarkan informasi sebanyak-banyak dan seluas-luasnya kepada masyarakat tentang bahaya kandungan minyak goreng sawit serta kebaikan minyak goreng kelapa bagi kesehatan. Propaganda seperti ini akan memancing kembali minat masyarakat untuk mengomsumsi minyak kelapa, khususnya minyak khas Mandar di Sulawesi Barat, sebab propaganda kesehatan selalu mudah diterima oleh masyarakat.


Inovasi Tepat Guna

Guna menggenjot produksi minyak Mandar, juga diperlukan sentuhan inovasi tepat guna dalam hal proses produksi dan pemasaran. Sebab, untuk meningkatkan jumlah konsumen dan memperluas pasar, jumlah produksi serta cara pemasaran akan sangat menentukan. Olehnya itu, dalam hal produksi, akan dibuat suatu teknologi sederhana yang dapat membantu produsen minyak Mandar untuk memarut kelapa tanpa menggunakan mesin. Sebab, guna mempertahankan kualitas minyak, dihindari menggunakan mesin.

Dan inovasi yang akan dibuat adalan parut rotary menggunakan sepeda bekas. Di mana, inovasi parut rotary ini mengandalkan putaran roda sepeda, sehingga untuk memarut kelapa, tak perlu menggunakan tangan. Hanya perlu memasukkan kelapa dalam tabung parut rotary, lalu sepeda dikayuh seperti halnya bersepeda di jalan, maka daging kelapa akan terparut dengan gerakan berputar dari kayuhan pedal sepeda. Dan inovasi ini telah saya desain serta telah dianalisis cara kerjanya, sehingga tinggal direalisasikan.



Adapun inovasi dalam proses pemasaran akan dilakukan menggunakan media sosial agar tidak hanya warga Sulawesi Barat saja yang dapat memesan minyak Mandar, mengingat kebanyakan produsen minyak Mandar didominasi oleh warga yang mengalami keterbatasan akses sehingga hanya bisa memasarkan produk mereka melalui pasar mingguan. Maka untuk menarik pelanggan, akan dibuat pula video tentang proses pembuatan minyak Mandar secara tradisional serta khasiat yang dikandungnya. Lalu disebarluaskan melalui sosial media.

Maka melihat banyaknya khasiat minyak goreng kelapa bagi kesehatan. Gerakan membangun usaha bersama untuk memasarkan minyak goreng Mandar akan memiliki efek ganda, yakni dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta dapat meningkatkan kesehatan masyarakat yang mengomsumsi minyak goreng Mandar.

Dan yang terpenting, jika gerakan sosial ini berhasil, bukan tidak mungkin akan menjadi percontohan bagi daerah lain, demi menggeser penggunaan minyak sawit yang selama ini dipercaya sebagai minyak sehat namun ternyata menyimpan banyak dampak buruk bagi kesehatan. Dan secara tidak langsung, akan mengurangi konsumsi minyak sawit sehingga dapat mengurangi pembukaan/pembakaran lahan untuk perkebunan sawit yang selama ini membabat hutan di Indonesia.
Hidup produk tradisional Indonesia. Yakin, Indonesia Bisa !!!!


*Mandar adalah sebuah suku asli di Sulawesi Barat

1 komentar:

  1. oh... gitu ya. saya baru tau
    saya resah melihat banyak hutan yg dijadikan lahan sawit, krn banyak habitat lain yg terganggu.
    oya, di daerah saya Aceh dulunya juga banyak produksi minyak kelapa secra tradisionl. tetapi, sekarang sudah sangat jarang krn kalah saing kualitasnya yaitu ketika digunakan minyak goreng dr kelapa mengeluarkan bau tak sedap.
    kalau Minyak kelapa khas Mandar itu gimana ya? have u ever taste/use it?
    Apa mungkin pengolahannya berbeda?

    BalasHapus