Kamis, 12 Juni 2014

Minyak Goreng Sawit itu Menyehatkan. Benarkah???? I Don't Think So

Beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia tengah diresahkan oleh banyaknya kasus pembabatan maupun pembakaran hutan guna pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua. Dan Provinsi Sulawesi Barat pun tak luput dari permasalahan ini.


Meskipun sekilas perkebunan kelapa sawit ini membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di Sulawesi Barat. Namun, dampak jangka panjang dari aktivitas perkebunan ini akan mendatangkan permasalahan yang sangat besar dan sangat merugikan, bahkan tak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh oleh masyarakat. Beberapa permasalahan yang akan timbul di antaranya, kerusakan ekosistem hutan (berdampak pada erosi, bajir, emisi karbon, dll),  krisis persediaan unsur hara pada tanah, serta musnahnya flora dan fauna yang bergantung pada ekosistem hutan.

Namun mungkin akan timbul pertanyaan di kepala kita. “Kalau kelapa sawit tidak ada? Lalu kita akan menggunakan apa untuk menggoreng?”. Atau mungkin akan muncul pernyataan pembela seperti, “Kita butuh minyak goreng sawit lho? Apa lagi minyak sawit itu kan menyehatkan.”

Apa benar minyak sawit itu menyehatkan? I don’t think so !!!

Sebuah Kisah Sederhana tentang Kekuatan Mimpi yang Tidak Sederhana

Coba sekali engkau buka lemari tuamu. Mungkin ibu atau nenekmu masih menyimpan selembar uang pecahan seratus rupiah. Jika ada, tengoklah gambar di salah satu sisinya. Ada gambar sebuah kapal besar yang terbuat dari kayu. Kapal legenda bernama Phinisi.

Taukah engkau kawan, di mana kapal berlambung sepanjang 60 meter itu dibuat?
Di sebuah desa terpencil di kaki pulau Sulawesi. Desa yang sampai saat ini pun masih tergolong terbelakang. Dan di sana pernah lahir seorang anak lelaki yang saat ini coba belajar untuk bermimpi. Mimpinya besar, meskipun nampak mimpi itu tidak selevel dengan dirinya. Namun ia punya keyakinan, keyakian yang ia pegang teguh.

"Tempat lahir seseorang tidak memengaruhi seberapa besar ia di masa depan. Lahir di tempat terpencil tidak membuat mimpi orang menjadi terpencil pula," tegasnya.

Apakah mimpi bocah kampung ini tercapai???? Temukan ceritanya di sini

Minggu, 20 Januari 2013

Bergizi Dahulu, Berpendidikan Kemudian


          Saya punya pengalaman unik sehubungan tentang gizi. Maka izinkan saya menceritakan pengalaman tersebut sebelum saya menulis tentang gizi maupun kecerdasan dan tumbuh kembang anak. Saya berharap pengalaman tersebut bisa mengantar kita jauh lebih siap untuk mulai membahas tentang gizi.
           Kebetulan beberapa bulan terakhir, saya berlangganan dengan tiga penjaja gorengan. Mereka bertiga masih berumur cukup belia. Taksirku mereka baru berumur kurang dari 10 tahun. Meskipun masih cukup muda namun mereka harus bekerja karena tuntutan ekonomi. Ibunya pun berjualan nasi kuning dan menjadi langgananku pula. Sedang ayahnya berprofesi sebagai tukang ojek.
Tubuh ketiga penjaja gorengan bersaudara tersebut terbilang kurus. Matanya sayu. Wajahnya pun serupa kekurangan darah. Penampilan fisik mereka tampak kurang sehat. 


Foto tiga anak penjual gorengan langgananku. Mereka termasuk anak-anak yang kekurangan suplai gizi. Foto oleh: Imam Hidayat

Kamis, 20 Desember 2012

Ada Macan di Botol Susuku


Based on true story
Sesekali jika aku mengunjungi mini market atau pasar swalayan dan melihat produk Milkuat Susu, yang selalu aku ingat adalah adik bungsuku. Ada cerita yang sungguh berbeda tentang adikku itu. Cerita yang mungkin tidak semua orang pernah merasakannya. Aku sebenarnya tak tahu harus memulai dari mana jika harus menceritakannya. Namun akan kucoba memulai ceritanya dari sejak ia lahir.

Baru: Kemasan Botol Tiger Milkuat. Bentuknya yang unik akan menarik hati, dan rasanya yang enak menggoda lidah setiap anak. Foto oleh: Imam Hidayat

           Sebagai anak bungsu, ia mendapat siraman kasih sayang dari keluarga kecilku. Mukanya yang lucu menjadi hiasan baru yang selalu ingin kami lihat setiap bangun pagi. Keluarga kecilku menjadi sangat bahagia karena kelahiran si bungsu.

Minggu, 29 Juli 2012

Teachers Go Green


Pernah saya mendapat pengalaman dari sepupu yang berumur tujuh tahun. Pengalaman yang berharga, unik, dan langka atau bahkan telah punah saat ini. Sederhana memang, namun pengalaman tersebut mengajariku sebuah tindakan sederhana namun sangat mulia kawan.
            Kurang lebih ceritanya seperti ini. Sepulang sekolah, sering saya melihat kantung celana sekolah sepupuku yang masih berumur tujuh tahun menggembung. Sepertinya ada benda yang sering ia taruh dalam kantong celananya itu. Awalnya hal itu tidak manarik sama sekali bagiku. Namun lama-kelamaan kantung gembungnya itu membuatku penasaran. Benda apa gerangan yang setia menggembungkan kantung celanannya itu ??? Karena terlalu lama menerka tidak jelas, akhirnya kucegat ia, dan menanyainya.

Minggu, 22 Juli 2012

Saatnya Kalian Menyelamatkan Bumi


[Surat untuk anak-anak
Indonesia yang luar biasa]

              Assalamualaikum anak-anak Indonesia !
              Apa kabar  ?

            Semoga di mana pun kalian berada saat ini, baik di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan pulau-pulau Indonesia lain yang indah, kalian senantiasa dalam keadaan sehat dan ceria. Amin !!!

Sumber foto: www.formasa.org

Senin, 16 Juli 2012

Daun Pisang vs Styrofoam


 (Cerita ini pernah menjadi Juara Lomba Cerita Mini dengan Tema: “Styrofoam? No, Thanks !, Apa gayamu?” yang digelar oleh Komunitas Jakarta Teens Go Green)



 
           Ibuku bekerja sebagai penjual nasi kuning di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Setiap pagi aku membantu ibu membawa dagangannya sebelum berangkat ke sekolah. Kebetulan sekolahku dekat dengan Pantai Losari.